Perbedaan Wudhu Nu Dan Muhammadiyah Fiqih
Pelajari perbedaan wudhu NU dan Muhammadiyah secara mendetail dalam panduan lengkap ini. Temukan tata cara dan filosofi di balik masing-masing metode wudhu.

Wudhu adalah salah satu ritual penting dalam Islam yang dilakukan sebelum melaksanakan salat. Meskipun tujuannya sama, yaitu untuk menyucikan diri, ada perbedaan dalam fiqih tata cara wudhu antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Mari kita telusuri perbedaan tersebut dan memahami filosofi di balik masing-masing metode.
Dalam pandangan NU, wudhu adalah ibadah yang harus dilakukan dengan sempurna dan maksimal. Mereka percaya bahwa inti dari wudhu adalah membersihkan badan secara menyeluruh untuk menghilangkan segala kotoran. Sebaliknya, Muhammadiyah lebih mengutamakan kecepatan dan efisiensi dalam melakukan wudhu. Mereka lebih fokus pada pelaksanaan yang sesuai dengan hadits tanpa terlalu memperhatikan detail-detail yang dianggap sepele.
Beda Fiqih Wudhu NU dan Muhammadiyah
Berikut adalah beberapa perbedaan dalam fiqih wudhu menurut kedua ormas ini:
Fiqih Wudhu | NU | Muhammadiyah |
---|---|---|
Penyucian Tangan | Wajib mencuci tangan sebelah kanan terlebih dahulu | Tidak memasukkan hal ini ke dalam syarat sah wudhu |
Pencucian Wajah | Cukup sekali | Diharuskan tiga kali |
Pencucian Kepala | Tiga kali | Satu kali |
Perbedaan ini muncul karena perbedaan pendekatan dalam memahami sumber-sumber hukum Islam. NU cenderung lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan, sedangkan Muhammadiyah lebih strik mengikuti hadits Nabi Muhammad SAW.
Tata Cara Wudhu NU
NU mengajarkan tata cara wudhu yang lebih detail dan menyeluruh. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Baca niat berwudhu di dalam hati.
- Bilas kedua tangan sebanyak tiga kali.
- Basahi mulut sebanyak tiga kali.
- Bersihkan hidung sebanyak tiga kali.
- Bilas muka sebanyak tiga kali.
- Bilas kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali.
- Gosok kepala hingga ujung rambut sebanyak tiga kali.
- Bilas kaki hingga mata kaki sebanyak tiga kali.
NU sangat menekankan penggunaan air yang mengalir saat berwudhu untuk memastikan kebersihan yang maksimal.
Tata Cara Wudhu Muhammadiyah
Muhammadiyah lebih menekankan kesederhanaan dan kepraktisan dalam berwudhu. Berikut adalah tata cara wudhu versi Muhammadiyah:
- Baca niat berwudhu di dalam hati.
- Bilas kedua tangan sebanyak tiga kali.
- Basahi mulut sebanyak tiga kali.
- Bersihkan hidung sebanyak tiga kali.
- Bilas muka sebanyak tiga kali.
- Bilas kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali.
- Gosok kepala hingga ujung rambut sebanyak satu kali.
- Bilas kaki hingga mata kaki sebanyak tiga kali.
Perbedaan mencolok antara tata cara wudhu NU dan Muhammadiyah adalah pada saat membasuh kepala. NU mengajarkan untuk menggosok kepala sebanyak tiga kali, sementara Muhammadiyah hanya sekali saja.
Bacaan Doa pada Wudhu NU dan Muhammadiyah
Salah satu perbedaan lain adalah pada bacaan doa saat berwudhu. NU tidak mewajibkan bacaan doa saat berwudhu, sedangkan Muhammadiyah menganjurkan bacaan doa setelah melepaskan niat berwudhu.
NU
Dalam tata cara wudhu NU, bacaan doa tidak diwajibkan, namun jika ingin membaca, berikut adalah contohnya:
نَوَيْتُ الْوُضُوءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الصَّغِيرِ فَرْضًا وَاجِبًا لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu al-wudhu’a lirof’i hadatsi saghiri fardhu wajib lillahi ta’ala."
Muhammadiyah
Sementara itu, Muhammadiyah menganjurkan membaca doa berikut setelah niat:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
"Bismillahi al-rahman al-rahim, Allahumma aj’alni minat-tawwabina waj’alni minal mutatahhirin."
Meskipun ada perbedaan dalam tata cara wudhu antara NU dan Muhammadiyah, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menyucikan diri sebelum melaksanakan salat. NU lebih menekankan kesempurnaan dan penggunaan air yang mengalir, sementara Muhammadiyah lebih fokus pada kepraktisan dan efisiensi. Pada akhirnya, pilihan kembali kepada preferensi individu dalam menjalankan ibadah.
Semoga penjelasan ini bisa membantu kamu memahami perbedaan wudhu NU dan Muhammadiyah. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam beribadah. Selamat menjalankan ibadah dengan penuh khusyuk!