Cara Mendapatkan Sertifikat Halal Secara Mudah
Cara mendapatkan sertifikat halal produk UMKM kini lebih mudah. Pelajari langkah-langkah persiapan, proses sertifikasi, hingga pemeliharaan standar kehalalan dalam panduan ini.

Dalam industri produk makanan dan minuman, khususnya bagi para pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), memiliki sertifikat halal menjadi penting agar produk yang dijual bisa diterima dengan baik oleh masyarakat, terutama di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sertifikasi halal tidak hanya memastikan produk sesuai dengan syariat Islam, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan.
Proses mendapatkan sertifikat halal pada dasarnya terbagi menjadi tiga tahapan utama: persiapan sertifikasi, proses sertifikasi, dan pasca-sertifikasi. Tahapan-tahapan ini perlu dijalani dengan teliti agar produk mendapatkan sertifikat halal yang sah. Di bawah ini, kami sajikan panduan lengkap yang mengulas langkah-langkah penting yang perlu Anda persiapkan, proses sertifikasi itu sendiri, dan bagaimana menjaga konsistensi setelah mendapatkan sertifikat halal.
Sebagai langkah awal, persiapan menjadi elemen kunci dalam mendapatkan sertifikat halal. Memahami dan mempersiapkan setiap aspek dalam proses ini akan membantu pemilik usaha mikro dan UMKM untuk melewati tahap sertifikasi dengan lancar. Tidak jarang, persiapan yang matang juga berdampak pada efisiensi waktu dan biaya selama proses sertifikasi berlangsung.
Para pemilik usaha perlu memahami apa saja yang harus dipersiapkan sebelum memasuki proses sertifikasi. Dalam tahap ini, Anda akan mengenal berbagai hal seperti cara mendapatkan informasi mengenai sertifikasi halal, memahami persyaratan yang diperlukan, hingga menyiapkan sistem yang mendukung standar kehalalan produk.
Langkah-Langkah Persiapan untuk Sertifikasi Halal Produk
1. Akses Informasi Mengenai Halal
Langkah pertama dalam mendapatkan sertifikat halal adalah memastikan akses informasi yang cukup dan akurat mengenai proses sertifikasi halal. Banyak pelaku usaha UMKM merasa kesulitan mengakses informasi ini, padahal ada beberapa cara yang dapat membantu, antara lain:
-
Bergabung dengan komunitas UMKM yang memiliki produk sejenis
Komunitas ini dapat menjadi tempat berbagi informasi antar pelaku usaha. Sebagai contoh, jika Anda memiliki usaha mie ayam, bergabung dengan komunitas UMKM yang memproduksi makanan berbahan dasar mie dapat mempermudah Anda memahami alat dan bahan yang sesuai dengan standar halal. -
Mencari informasi melalui lembaga pemerintah atau asosiasi pengusaha
Biasanya, lembaga pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau MUI sering kali menyediakan informasi dan pelatihan mengenai standar kehalalan produk.
Melalui komunitas dan lembaga pemerintah, para pelaku usaha juga bisa mendapatkan informasi tentang pembiayaan atau subsidi sertifikasi halal yang terkadang disediakan untuk usaha kecil.
2. Memahami Syarat dan Persyaratan Halal
Memahami persyaratan halal sangat penting agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang berlaku. Beberapa persyaratan tersebut meliputi:
-
Pelatihan dan Pendampingan
Pelatihan sering kali disediakan oleh komunitas penggiat halal atau lembaga pemerintah. Misalnya, perguruan tinggi atau lembaga swasta juga memberikan pendampingan bagi UMKM dalam memahami dan menerapkan standar halal. Dengan mengikuti pelatihan ini, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang bahan-bahan yang dilarang, proses produksi yang harus diperhatikan, serta dokumentasi yang perlu dipersiapkan. -
Persyaratan Administrasi
Persyaratan ini mencakup dokumen yang menunjukkan identitas usaha, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), dan dokumen lain yang berkaitan dengan produk.
Dengan memenuhi persyaratan ini, proses sertifikasi akan menjadi lebih lancar dan meminimalisasi kendala administratif, baca juga syarat dan fungsi sertifikat halal.
3. Mempersiapkan Bahan Halal
Dalam proses persiapan bahan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjamin kehalalan produk:
-
Pilih bahan yang sudah memiliki sertifikasi halal
Anda bisa melakukan pengecekan bahan melalui aplikasi atau website halal MUI. Jika bahan berasal dari luar negeri, pastikan bahwa bahan tersebut bersertifikat halal dari lembaga yang diakui oleh MUI. -
Pengadaan bahan dari asosiasi atau koperasi
Asosiasi atau koperasi sering kali memiliki jaringan pemasok yang terpercaya dan telah teruji kehalalannya. Pengadaan bahan dari jaringan ini dapat mempermudah proses verifikasi bahan. -
Dukungan dari Pemerintah
Pemerintah memiliki program untuk memfasilitasi bahan-bahan kritis agar lebih mudah dijamin kehalalannya. Hal ini terutama bagi bahan-bahan yang berasal dari hewan atau bahan impor.
Dengan bahan yang sudah memenuhi standar halal, proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa risiko kontaminasi bahan yang tidak halal.
4. Menyiapkan Fasilitas Produksi yang Halal
Fasilitas produksi yang digunakan juga harus mendukung standar halal. Dalam hal ini, fasilitas produksi tidak boleh bercampur dengan bahan atau produk yang tidak halal. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
-
Menggunakan peralatan yang dikhususkan untuk produk halal
Pastikan peralatan yang digunakan hanya untuk produk yang halal. Bila tidak memungkinkan, pastikan peralatan tersebut telah dibersihkan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan halal. -
Memisahkan area produksi
Bila memungkinkan, pisahkan area produksi untuk produk halal agar tidak ada risiko kontaminasi silang dengan produk lain yang mungkin mengandung bahan tidak halal. -
Standar Kebersihan dan Sanitasi
Kebersihan adalah bagian penting dalam proses produksi halal. Pastikan seluruh peralatan dan fasilitas selalu dalam kondisi bersih dan bebas dari bahan-bahan najis.
Langkah-langkah ini akan membantu memastikan bahwa fasilitas produksi tidak menjadi sumber masalah dalam proses sertifikasi.
5. Sistem Jaminan Halal (SJH)
Sistem Jaminan Halal (SJH) adalah suatu sistem yang dirancang untuk memastikan bahwa produk halal yang dihasilkan tetap terjaga kehalalannya selama proses produksi hingga distribusi. Dalam mempersiapkan SJH, berikut langkah yang dapat dilakukan:
-
Pelatihan SJH
Pelatihan dan pendampingan mengenai SJH dapat diikuti melalui pusat kajian halal yang biasanya tersedia di perguruan tinggi atau komunitas halal. Melalui pelatihan ini, pelaku usaha dapat memahami bagaimana mengatur dan mengelola SJH dalam operasional sehari-hari. -
Membangun Tim Halal Internal
Tim ini bertugas untuk memastikan setiap langkah dalam produksi sesuai dengan prosedur halal. Mereka juga akan bertanggung jawab dalam mengawasi dan melaporkan pelaksanaan SJH di setiap lini produksi.
Dengan sistem ini, perusahaan memiliki panduan yang jelas dan terstruktur untuk memastikan produk halal hingga sampai ke tangan konsumen.
6. Biaya Sertifikasi Halal
Biaya sering kali menjadi kendala bagi pelaku usaha kecil dalam memperoleh sertifikat halal. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi kendala ini:
-
Program Pembiayaan dari Pemerintah
Saat ini, banyak pemerintah daerah yang memberikan bantuan sertifikasi halal bagi UMKM tanpa biaya. Program ini dapat diakses melalui dinas terkait atau ketua UMKM setempat. -
Dukungan dari Asosiasi
Asosiasi pengusaha di bidang tertentu biasanya memiliki program pendanaan bagi anggotanya. Asosiasi ini juga dapat membantu dalam mengajukan permohonan pembiayaan kepada pemerintah atau lembaga lainnya.
Dengan memanfaatkan program ini, biaya sertifikasi dapat lebih terjangkau, sehingga UMKM bisa mendapatkan sertifikasi halal tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Setelah persiapan lengkap, proses sertifikasi dapat dimulai. Lembaga sertifikasi akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap bahan, fasilitas, dan SJH yang telah dipersiapkan. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek produksi sesuai dengan standar kehalalan.
Jika semua berjalan lancar, sertifikat halal akan diberikan kepada produk. Sertifikat ini biasanya memiliki masa berlaku tertentu dan perlu diperbarui secara berkala.
Pasca Sertifikasi Halal: Pemeliharaan Standar Kehalalan
Setelah memperoleh sertifikat halal, tugas pelaku usaha belum selesai. Mereka harus menjaga konsistensi standar kehalalan pada setiap proses produksi dan distribusi. Beberapa hal yang perlu dilakukan meliputi:
-
Pengawasan Berkala
Lakukan audit internal secara berkala untuk memastikan bahwa prosedur halal tetap dipatuhi. -
Pelaporan
Jika terjadi perubahan bahan atau proses produksi, segera laporkan kepada lembaga sertifikasi agar kehalalan produk tetap terjamin.
Dengan mematuhi langkah-langkah ini, pelaku usaha bisa memastikan bahwa produk mereka tetap halal dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen Muslim.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, pelaku usaha mikro dan UMKM dapat memperoleh sertifikat halal dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.