5 Fakta Perbedaan Was dan Were dalam Bahasa Inggris
Kamu akan ngulik apa itu *was dan were*, bedanya apa, sampe contoh kalimat yang bikin kamu paham dalam sekejap. Ditulis dengan gaya asyik dan gampang dimengerti, cocok buat pemula atau siapa aja yang pengen jago Bahasa Inggris. Pernah nggak sih kamu bingung kapan harus pake “was” atau “were” pas ngobrol pake Bahasa Inggris? Dua kata ini emang sering bikin orang awam pusing, soalnya mereka sering muncul di percakapan sehari-hari. Tapi, tenang aja, memahami perbedaan *was dan were* nggak sesulit yang kamu bayangin! Dengan paham kapan pake masing-masing, kamu bakal lebih percaya diri ngomong atau nulis dalam Bahasa Inggris.
Was dan Were
Di Bahasa Inggris, *was* dan *were* adalah bentuk lampau (*past tense*) dari kata kerja *to be*. Kalau *to be* di masa sekarang punya bentuk *am*, *is*, dan *are*, nah, di masa lalu cuma ada dua: *was* dan *were*. Keren, kan, Bahasa Inggris punya kata khusus buat ngomongin masa lalu?
Karena *was* dan *were* termasuk *irregular verb*, mereka nggak ngikutin pola biasa kayak kata kerja lain (misalnya *walk* jadi *walked*). Ini yang bikin orang kadang bingung. Tapi, gampang kok! *Was* dipake buat subjek tertentu, dan *were* buat subjek lain. Misalnya, kalau kamu bilang “Saya kemarin di pasar,” dalam Bahasa Inggris jadi “I *was* at the market yesterday.” Tapi kalau “Kami di pasar,” jadi “We *were* at the market.”
Bayangin kamu lagi ceritain liburan kemarin. Kalau ngomongin diri sendiri, kamu pake *was*, kayak “I *was* so happy at the beach.” Tapi kalau ceritain bareng temen, pake *were*, kayak “We *were* swimming all day.” Dengan ngerti dasar ini, kamu udah setengah jalan buat paham perbedaan *was dan were*!
Kenapa penting? Soalnya, *was* dan *were* dipake di mana-mana, dari ngobrol biasa sampe nulis esai. Kalau salah pake, bisa bikin kalimatmu kedengeran aneh. Jadi, yuk kita dalami biar nggak salah langkah!
Perbedaan Was dan Were
Perbedaan *was dan were* sebenarnya simpel banget, asal kamu tahu subjeknya. Subjek adalah orang atau benda yang melakukan sesuatu dalam kalimat. Nah, *was* dan *were* punya “teman” subjek masing-masing. Mari kita bedah satu-satu!
**Was** dipake buat subjek orang pertama tunggal (I) dan orang ketiga tunggal (he, she, it). Contohnya, kalau kamu bilang “Aku capek banget kemarin,” dalam Bahasa Inggris jadi “I *was* really tired yesterday.” Atau kalau ceritain adikmu, “Dia main sepeda tadi pagi,” jadi “He *was* riding a bike this morning.” Buat benda, kayak “Mobil itu kotor,” jadi “It *was* dirty.”
**Were**, di sisi lain, dipake buat subjek orang kedua (you, baik tunggal maupun jamak), orang pertama jamak (we), dan orang ketiga jamak (they). Misalnya, “Kalian di bioskop kemarin, kan?” jadi “You *were* at the cinema yesterday.” Atau “Kami berenang di kolam,” jadi “We *were* swimming in the pool.” Buat kelompok, kayak “Mereka nyanyi di panggung,” jadi “They *were* singing on stage.”
Jadi, intinya: *was* buat “aku”, “dia”, atau “itu”, sedangkan *were* buat “kamu”, “kami”, atau “mereka”. Gampang, kan? Coba praktekin bikin kalimat pake subjek beda-beda, pasti langsung nempel di otak!
Contoh Kalimat Was dan Were
Biar makin paham, yuk kita lihat contoh kalimat *was* dan *were* dalam situasi sehari-hari. Ini bakal bikin kamu ngerti kapan pake masing-masing kata. Plus, contoh-contoh ini seru dan relate sama kehidupan kita!
Untuk *was*, coba bayangin kamu ceritain hari kemarin. Misalnya, “Aku di kafe sama temen tadi malam,” jadi “I *was* at a café with friends last night.” Atau kalau ngomongin adikmu, “Dia sakit minggu lalu,” jadi “She *was* sick last week.” Buat benda, kayak “Laptopku error kemarin,” jadi “My laptop *was* broken yesterday.”
Untuk *were*, bayangin kamu ngobrol sama temen sekolah. Misalnya, “Kalian ngerjain PR bareng, kan?” jadi “You *were* doing homework together, right?” Kalau ceritain kelompokmu, “Kami di taman bermain seharian,” jadi “We *were* at the amusement park all day.” Atau kalau ngomongin temen-temen lain, “Mereka main bola sore tadi,” jadi “They *were* playing soccer this afternoon.”
Contoh lain, pas kamu ceritain liburan keluarga: “Kami di Bali bulan lalu, dan pantainya keren banget!” jadi “We *were* in Bali last month, and the beach was awesome!” Bandingin sama cerita soal adikmu: “Dia di rumah nenek kemarin,” jadi “He *was* at grandma’s house yesterday.” Lihat, beda subjek, beda kata!
Praktekin kalimat kayak gini bikin kamu cepet ngerti. Coba tulis 5 kalimat pake *was* dan 5 pake *were* berdasarkan pengalamanmu sendiri. Dijamin, makin nempel di kepala!
Kapan Harus Pake Was dan Were?
Sekarang, kita masuk ke bagian seru: gimana caranya pake *was* dan *were* biar nggak salah? Pertama, selalu cek subjek kalimatmu. Kalau subjeknya “I”, “he”, “she”, atau “it”, pake *was*. Kalau “you”, “we”, atau “they”, pake *were*. Gampang, kan, kayak pilih baju yang pas!
Kedua, perhatiin konteks waktu. *Was* dan *were* cuma dipake buat masa lalu, jadi pastiin kalimatmu ngomongin sesuatu yang udah lewat. Misalnya, “Saya di sekolah tadi pagi” jadi “I *was* at school this morning,” bukan “I *am* at school” (yang buat sekarang). Kalau ceritain grup, “Kalian di konser semalam,” jadi “You *were* at the concert last night.”
Ketiga, coba dengerin native speaker. Nonton film atau dengar lagu Bahasa Inggris bisa bantu kamu “nangkep” kapan mereka pake *was* atau *were*. Misalnya, di lagu “Yesterday” oleh The Beatles, ada kalimat “Yesterday, all my troubles seemed so far away,” yang pake *were* (meski nggak langsung kelihatan, ini bantu ngerti konteks lampau).
Terakhir, latihan bikin kalimat sederhana. Misalnya, ceritain apa yang kamu lakuin kemarin pake *was* buat diri sendiri (“I *was* watching TV”) dan *were* buat kelompok (“We *were* eating pizza”). Dengan latihan, kamu bakal jago pilih kata yang tepat!
Paham perbedaan *was dan were* nggak cuma bikin kamu jago ngomong Bahasa Inggris, tapi juga bikin komunikasimu lebih jelas dan keren. Bayangin, kalau kamu salah pake *was* buat “they”, kayak “They *was* at the park,” orang native bakal bingung atau malah ketawa. Bikin malu, kan?
Di sekolah, *was* dan *were* penting banget buat nulis esai atau jawab soal grammar. Misalnya, pas ujian, kamu diminta bikin cerita tentang liburan kemarin. Kalau kamu pake “We *was* at the beach,” alih-alih “We *were* at the beach,” nilai bisa jeblok. Makanya, ngerti aturan ini bikin kamu tampil pro.
Di dunia nyata, *was* dan *were* juga sering muncul di percakapan. Bayangin kamu ngobrol sama temen bule: “I *was* so tired after the trip, but you *were* full of energy!” Kalimat kayak gini bikin obrolanmu alami dan nggak kaku. Plus, kalau kamu kerja di tempat yang pake Bahasa Inggris, grammar yang bener bikin kamu kelihatan lebih profesional.