Hukum Arisan dalam Islam
Arisan nggak cuma soal duit, tapi juga silaturahmi. Dari arisan RT sampai arisan kantor, kegiatan ini populer banget, terutama di kalangan ibu-ibu. Tapi, apa kata Islam soal arisan? Ayo, kita kupas tuntas biar jelas!
Apa Itu Arisan dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Arisan adalah kegiatan di mana sekelompok orang patungan duit atau barang, lalu hasilnya dibagi secara bergiliran. Biasanya, tiap anggota nyumbang jumlah yang sama, misalnya Rp100.000 per bulan. Pemenangnya ditentuin lewat undian, dan tiap bulan satu orang dapet total patungan itu.
Contohnya, di arisan RT tetanggaku, 10 orang patungan masing-masing Rp50.000. Tiap bulan, satu orang dapet Rp500.000, dan giliran ini berputar sampai semua kebagian. Ada juga arisan barang, kayak gelang emas atau peralatan rumah tangga.
Arisan nggak cuma soal duit, lho. Ini juga jadi ajang kumpul bareng, ngobrol, dan jaga silaturahmi. Makanya, banyak yang suka ikut arisan, apalagi kalau temennya asyik!
Di beberapa tempat, arisan juga punya nama lain, kayak “jam’iyyah muwaddhofin” di Arab, yang artinya perkumpulan karyawan. Tapi, intinya sama: kumpulin duit, undi, dan bagi hasil secara adil.
Hukum Arisan dalam Islam: Boleh atau Haram?
Nah, ini dia pertanyaan besar: apa sih hukum arisan dalam Islam? Secara eksplisit, Alquran dan hadits nggak nyebutin soal arisan. Tapi, mayoritas ulama bilang arisan hukumnya mubah alias boleh, asal nggak ada unsur yang dilarang syariat.
Menurut Sa’id Abdul Adhim dalam kitabnya, arisan boleh karena ini bentuk takaful ta’awuni, alias gotong royong yang bantu orang kesusahan. Misalnya, kalau kamu lagi butuh duit buat keperluan mendadak, arisan bisa bantu kasih dana cepet tanpa bunga.
Tapi, ada catatan penting. Kalau arisan mensyaratkan anggota nggak boleh mundur sebelum siklus selesai, ini bisa bikin ada unsur utang-piutang yang nggak jelas. Nah, ini yang bikin beberapa ulama bilang haram, karena mirip riba.
Jadi, biar aman, pastiin arisanmu transparan dan nggak ada paksaan. Kalau semua setuju dan nggak ada unsur judi, arisanmu insyaAllah boleh!
1. Arisan Bukan Judi, Tapi Hati-Hati dengan Undian
Banyak yang khawatir arisan haram karena ada undian. Tapi, Ust. A. Septiyani dalam bukunya bilang undian arisan beda sama undian berhadiah yang haram. Undian arisan cuma buat nentuin giliran, bukan buat cari untung lebih.
Contohnya, di arisan keluargaku, kita kocok nama tiap bulan buat tentuin siapa yang dapet duit. Semua anggota akhirnya dapet jumlah yang sama, nggak ada yang rugi atau untung berlebihan. Ini beda sama lotre yang bikin satu orang kaya dan yang lain rugi.
Menariknya, undian juga pernah dilakukan Rasulullah SAW. Dalam hadits, Aisyah r.a. cerita kalau Rasulullah mengundi istri-istrinya buat tentuin siapa yang ikut perjalanan. Jadi, undian yang adil nggak dilarang dalam Islam.
Yang penting, undian arisan harus transparan. Jangan sampai ada kecurangan atau paksaan, biar semua anggota senang dan nggak was-was.
2. Arisan sebagai Bentuk Silaturahmi
Salah satu kelebihan arisan adalah bikin orang makin deket sama temen atau keluarga. Bayangin, tiap bulan kumpul di rumah tetangga, ngobrol sambil nyanyi-nyanyi, terus sambil nyumbang arisan. Seru, kan?
Di arisan kantorku, misalnya, kita nggak cuma ngomongin duit, tapi juga curhat soal kerjaan atau rencana liburan. Ini bikin hubungan antar anggota makin erat. Dalam Islam, silaturahmi adalah amalan mulia yang bisa panjangin umur dan rezeki!
Tapi, biar silaturahminya dapet pahala, pastiin acara arisan nggak ada ghibah atau ngomongin orang lain. Fokus ke obrolan yang bikin hati senang, kayak berbagi resep atau cerita inspiratif.
Jadi, arisan nggak cuma soal duit, tapi juga soal jaga hubungan baik. Asal nggak melanggar syariat, arisan bisa jadi ajang ibadah!
3. Arisan Bisa Bantu Orang yang Lagi Susah
Arisan punya manfaat besar buat bantu orang yang lagi butuh dana cepet. Misalnya, tetanggaku pernah dapet giliran arisan pas lagi perlu duit buat bayar sekolah anaknya. Dia nggak perlu pinjem ke bank yang pake bunga!
Menurut ulama seperti Al-Khostlan, arisan bisa dianggap sebagai bentuk solidaritas. Dalam Islam, bantu saudara yang susah adalah amalan yang sangat dianjurkan. Arisan bikin kamu bisa patungan tanpa riba.
Tapi, hati-hati kalau arisan malah bikin beban. Kalau iuran arisannya terlalu besar buat kantongmu, lebih baik bilang jujur ke pengurus. Islam ngajarin kita buat hidup sesuai kemampuan, bukan memaksakan diri.
Jadi, kalau diniatin buat bantu sesama, arisan bisa jadi cara keren buat gotong royong. Pastiin aja semua anggota setuju sama aturannya!
4. Risiko Arisan yang Harus Diwaspadai
Meski hukum arisan dalam Islam umumnya boleh, ada beberapa hal yang harus kamu waspadai. Pertama, kalau arisan punya aturan ketat, kayak nggak boleh mundur sebelum selesai, ini bisa bikin ada unsur utang-piutang yang nggak jelas. Dalam Islam, utang harus punya perjanjian yang transparan.
Contohnya, temenku pernah ikut arisan yang nggak boleh keluar sebelum setahun. Pas dia butuh duit dan mau mundur, malah diminta bayar denda. Ini bikin arisan jadi nggak nyaman dan berisiko haram.
Kedua, hati-hati sama kecurangan dalam undian. Kalau ada pengurus yang main mata biar temennya menang duluan, ini jelas nggak adil. Dalam Islam, keadilan adalah hal utama dalam muamalah.
Biar aman, pilih arisan dengan pengurus yang jujur dan aturan yang jelas. Kalau ada apa-apa, semua anggota harus tahu cara penyelesaiannya.