Apa Arti Mimpi Pergi Umroh atau Haji?
Pernahkah Anda mimpi pergi umroh atau haji? Apa Artinya? Pastikan Anda membaca postingan ini untuk mengetahui jawabannya.

Pernahkah Anda mengalami mimpi pergi umroh atau haji? Tentu Anda merasa gembira karena mengalami mimpi tersebut. Bahkan, mungkin Anda merasa bahwa mimpi tersebut merupakan pertanda kalau tidak lama lagi Anda akan diberikan kemudahan untuk menunaikan ibadah yang mulia tersebut.
Kegembiraan ketika mendapatkan mimpi seperti itu merupakan hal yang wajar. Bahkan, setiap muslim berdoa agar mimpi tersebut betul-betul bisa terwujudkan secepatnya. Pasalnya, ibadah umroh dan haji merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Azza Wa Jalla.
Terkait umroh, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
العُمْرَةُ إِلَى العُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالحَجُّ المَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلا الجَنَّةُ
“Umroh ke umroh berikutnya merupakan kaffarah (penghapus) bagi dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim).
Sedangkan terkait ibadah haji, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
والحَجُّ المَبْرُورُ ليسَ له جَزَاءٌ إلَّا الجَنَّةُ
"Dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali Surga.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu).
Oleh karena itu, mimpi pergi umroh atau haji seakan menjadi sebuah harapan bagi seorang muslim bahwa impiannya untuk berangkat ke tanah suci akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Sekali lagi ini sekedar harapan.
Arti Mimpi Pergi Umroh atau Haji
Bisakah dikatakan kalau mimpi pergi umroh atau haji menjadi pertanda kalau orang yang memimpikannya akan mendapatkan kemudahan dalam menunaikan ibadah tersebut? Jawabannya tidak.
Tidak ada satu dalil pun, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang menunjukkan akan kepastian untuk berangkat haji atau umroh hanya berdasarkan mimpi. Tidak lain mimpi tersebut hanyalah harapan seorang muslim agar diberikan kemudahan untuk menunaikannya.
Di dalam islam, mimpi yang dialami oleh seseorang dalam tidurnya terkait dengan salah satu dari tiga hal, yaitu mimpi tersebut dari Allah Ta’ala, dari setan, atau dari bisikan jiwanya sendiri. Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
الرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ
“Mimpi itu terbagi tiga; Mimpi yang benar merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi yang membuat sedih berasal dari setan, dan mimpi yang di dalamnya seseorang menceritakan dirinya sendiri.” (Diriwayatkan oleh Muslim [2263]).
Berdasarkan keterangan di atas, mimpi pergi umroh atau haji bisa menjadi kabar gembira bagi seorang muslim dan berharap agar mimpi tersebut merupakan kabar gembira dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, hendaknya dia banyak berdoa kepada Allah Azza Wa Jalla agar diberikan kemudahan untuk melakukannya.
Selain itu, karena mimpi pergi umroh atau haji merupakan mimpi yang baik, hendaknya dia menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
وَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ الرُؤْيَا يُحِبُّها فإنها مِنَ اللهِ فَلْيَحْمَدِ اللهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يُكْرَهُ فَإِنَّمَا هِيَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلَا يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرُّهُ
“Jika salah seorang di antara kalian memimpikan sesuatu yang disukainya, maka hendaknya dia memuji Allah atas mimpi tersebut, dan menceritakannya. Jika dia memimpikan selain itu dari hal-hal yang tidak disukainya, maka sesungguhnya mimpi itu dari setan. Hendaknya dia berlindung dari kejelekannya dan janganlah dia menceritakannya kepada seorangpun, sehingga hal tersebut tidak memberikan mudhorot baginya. “ (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [7045]).
Demikianlah penjelasan mengenai arti mimpi pergi umroh dan haji yang dialami oleh seorang muslim. Hendaknya dia berharap agar mimpi tersebut bisa dimudahkan untuk terwujud oleh Allah Azza Wa Jalla, di samping menempuh sebab-sebab yang disyariatkan untuk mewujudkannya.