Perbedaan Murai Trotol Jantan dan Betina
Kalau kamu penggemar burung kicau, pasti udah nggak asing lagi dengan burung murai trotol. Tapi tahu nggak sih, membedakan murai trotol jantan dan betina itu penting banget? Soalnya, kalau salah pilih, bisa kecewa karena suara dan performanya bisa beda jauh. Nah, biar kamu nggak salah langkah, yuk kita kupas tuntas perbedaan murai trotol jantan dan betina dalam artikel ini!
1. Bentuk dan Struktur Ekor
Salah satu ciri utama yang langsung mencolok saat membandingkan murai trotol jantan dan betina adalah bagian ekornya. Murai jantan punya ekor yang cenderung rapat dan menjuntai indah ke bawah. Bentuknya rapi dan menyatu, terutama saat sedang diam atau bertengger. Ekor utamanya juga terlihat lebih panjang dan menjulang dibandingkan ekor keduanya.
Sementara itu, murai trotol betina punya ekor yang agak mengembang. Saat diperhatikan, bulu ekornya seolah menyebar dan tidak terlalu menyatu. Panjang antara ekor utama dan kedua juga nyaris sama. Jadi, kalau kamu lihat murai dengan ekor agak berantakan atau nggak simetris, besar kemungkinan itu betina.
Contoh nyata, di peternakan burung hobi di Bogor, para penangkar menyebut ekor murai jantan “nyambung kayak bilah pedang”, sedangkan betina “lebih mirip kipas lipat yang dibuka separuh”.
2. Postur Tubuh dan Sikap Berdiri
Selain ekor, postur tubuh juga jadi indikator yang cukup jelas. Murai trotol jantan biasanya punya tubuh lebih besar, kokoh, dan tampak gagah. Saat bertengger, mereka sering berdiri tegak sambil membusungkan dada. Nggak heran kalau penampilannya tampak lebih dominan dan percaya diri.
Di sisi lain, murai trotol betina lebih mungil. Tubuhnya ramping, dan sikap berdirinya cenderung santai, nggak membusungkan dada. Bahkan kadang tampak agak menunduk saat bertengger. Inilah sebabnya, murai jantan lebih sering dipilih untuk ikut lomba karena posturnya yang lebih mencolok.
Di komunitas murai lovers Yogyakarta, burung jantan dijuluki “atletis”, sedangkan betina “anggun”. Nah, lucu juga kan?
3. Bentuk Kepala dan Struktur Tengkorak
Satu lagi perbedaan murai trotol jantan dan betina yang bisa kamu perhatikan adalah bentuk kepalanya. Murai jantan punya kepala yang lebih besar dan datar di bagian atas, atau istilahnya “cepak”. Saat dilihat dari samping, garis kepala hingga paruhnya tampak lebih tegas dan kotak.
Kebalikannya, murai betina punya kepala kecil dan cenderung membulat. Kalau diperhatikan dari depan, kepala betina tampak lebih lonjong dan tidak tegas bentuknya. Bentuk ini bikin tampilan betina terlihat lebih lembut dan kalem.
Contoh, di lapak burung Pasar Pramuka Jakarta, pedagang sering bilang, “Kalau kepala datar kayak pentolan drum itu jantan, kalau membulat kayak bola pingpong itu betina.” Praktis dan gampang diingat, kan?
4. Kaki dan Jari Kuku Burung
Kita lanjut ke bagian kaki. Meski tampak sepele, kaki bisa jadi penanda penting. Murai trotol jantan memiliki kaki yang besar dan kuat. Jari-jarinya lebih tebal dan kokoh, tampak seperti siap mencengkeram dengan kuat.
Sebaliknya, murai trotol betina memiliki kaki lebih ramping dan jari-jarinya terlihat lentik. Struktur kakinya pun tidak sekekar jantan. Kaki betina sering tampak lebih panjang secara visual, meski secara proporsi tubuh sebenarnya seimbang.
Di peternakan murai batu di Bandung, peternak bahkan menggunakan istilah “kaki barbel” untuk jantan dan “kaki balerina” untuk betina. Lucu tapi akurat!
5. Bentuk Mata dan Sorotan Tatapan
Kamu bisa juga mengamati bentuk dan ekspresi mata. Murai trotol jantan biasanya punya mata yang lebih besar dan melotot. Tatapannya tajam, seakan selalu awas dan siap siaga. Ini cocok banget dengan karakternya yang cenderung dominan dan agresif.
Sementara murai betina punya mata yang cenderung sipit dan tatapannya terlihat sayu. Sorotan matanya lebih lembut dan kalem. Meskipun begitu, bukan berarti ia tidak cerdas, hanya saja ekspresinya berbeda.
Salah satu pengamat burung di Solo bilang, “Kalau matanya kayak ngelototin lawan, pasti jantan. Tapi kalau matanya kayak minta dibelai, udah pasti betina.” Nah, kamu bisa coba tes cara ini!
6. Bentuk Paruh dan Struktur Mulut
Murai trotol jantan punya paruh yang lebih tebal dan panjang. Dari atas, kamu bisa lihat pangkal paruhnya tampak lebar dan kokoh. Struktur ini sangat mendukungnya dalam menghasilkan suara keras dan nyaring.
Berbeda dengan betina yang punya paruh tipis dan runcing. Paruhnya juga lebih pendek, dan dari atas tampak lebih sempit. Struktur paruh yang ramping ini membuat suara betina cenderung tidak sekuat jantan.
Menurut komunitas penggemar murai di Malang, “Paruh jantan kayak sendok sayur, paruh betina kayak sendok teh.” Gimana, udah kebayang?
7. Suara dan Kemampuan Berkicau
Bagian paling menarik: suara! Ini nih alasan utama kenapa banyak orang lebih memilih murai jantan. Suara murai trotol jantan lebih lantang, merdu, dan variatif. Bahkan sejak usia muda, anakan jantan sudah mulai menunjukkan bakatnya dengan ngeriwik atau latihan suara.
Sementara murai betina punya suara yang lebih pelan dan monoton. Jarang sekali ditemukan betina yang punya isian suara kompleks. Itulah kenapa betina lebih sering dijadikan indukan ketimbang peserta lomba.
Di berbagai kompetisi burung kicau, seperti yang diadakan di Surabaya, hampir 100% peserta murai adalah jantan. Bukan diskriminasi, tapi murni karena kemampuan suaranya lebih unggul.