Cara Menghitung Pajak Penghasilan

Cara menghitung pajak penghasilan gampang banget! Simak 5 langkah jitu cara menghitung pajak penghasilan PPh Pasal 21 biar taat pajak tanpa bingung.

Pernah nggak sih bingung soal pajak penghasilan? Tenang, bro, cara menghitung pajak penghasilan nggak seserem yang kamu bayangin! Pajak Penghasilan (PPh) adalah kewajiban setiap warga negara yang punya penghasilan, kayak gaji, honor, atau tunjangan. Artikel ini bakal kasih tahu cara menghitung pajak penghasilan PPh Pasal 21 dengan langkah gampang, plus tips biar nggak salah hitung. Yuk, simak biar kamu taat pajak sambil tetep bisa nabung buat masa depan!

Bayar pajak itu ibarat nyanyi lagu wajib: harus dilakuin, tapi bisa asyik kalau tahu caranya. Dengan ngerti hitung-hitungan PPh, kamu nggak cuma nurut aturan, tapi juga bisa atur keuangan lebih cerdas. Siap jadi warga negara kece? Ayo, kita mulai!

Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenain atas penghasilan, baik buat orang pribadi maupun perusahaan. PPh Pasal 21 khusus buat karyawan yang dapet gaji, tunjangan, atau honor dari bosnya. Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2021, PPh Pasal 21 ngecover semua penghasilan, mulai dari gaji bulanan, bonus, sampe THR.

Tarif pajaknya bervariasi, dari 0% sampe 34%, tergantung besar penghasilan. Semakin gede gaji, semakin besar pajaknya. Contoh, si Budi di Jakarta gaji Rp10 juta per bulan, dia kena PPh 15% setelah dikurangin PTKP. Penting banget lapor SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) sebelum akhir Maret, kalau telat kena denda Rp100 ribu per tahun!

Ngerti PPh Pasal 21 nggak cuma bikin kamu taat pajak, tapi juga bantu rencanain keuangan. Misalnya, sisa gaji bisa ditabung di Tabungan Xtra Payroll CIMB Niaga yang bebas biaya transfer dan kasih bonus Poin Xtra. Keren, kan?

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

Berikut 5 langkah jitu cara menghitung pajak penghasilan PPh Pasal 21 yang gampang dipahami. Siapin kalkulator, ya, biar nggak pusing!

1. Hitung Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah total semua duit yang kamu terima dalam setahun. Ini termasuk gaji pokok, tunjangan transport, bonus, sampe THR. Contoh, si Rina di Surabaya gaji Rp6 juta per bulan, plus bonus Rp5 juta setahun, jadi bruto tahunannya Rp77 juta.

Jangan lupa, kalau ada penghasilan lain kayak honor freelance, masukin juga. Penghasilan bruto ini adalah titik awal buat hitung pajak. Pastiin catat semua sumber penghasilan biar nggak ada yang kelewat!

Langkah ini penting karena semua duit yang masuk dihitung sebagai dasar pajak. Kalau bingung, cek slip gaji buat tahu detailnya.

2. Kurangi Biaya Jabatan dan Iuran

Penghasilan bersih dihitung dari penghasilan bruto dikurangin biaya jabatan (5% dari bruto, maksimal Rp6 juta per tahun) dan iuran wajib, kayak iuran BPJS atau pensiun. Biaya jabatan ini buat ngurangin beban pajak karyawan.

Pastikan iuran yang dimasukin resmi, ya, biar sesuai aturan. Langkah ini bikin hitungan pajakmu lebih akurat.

3. Tentukan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

PTKP adalah batas penghasilan yang bebas pajak, diatur di PMK No. 101/PMK.010/2016. Buat wajib pajak pribadi, PTKP Rp54 juta per tahun. Kalau sudah nikah, tambah Rp4,5 juta, dan tiap tanggungan (maksimal 3 orang) nambah Rp4,5 juta lagi.

Pastikan status PTKP-mu bener, ya, biar nggak salah hitung. Salah isi data PTKP bisa bikin pajakmu kebesaran!

4. Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)

PKP dihitung dari penghasilan bersih dikurangin PTKP. Rumusnya: PKP = Penghasilan Bersih - PTKP. PKP inilah yang kena tarif pajak sesuai undang-undang.

Langkah ini krusial karena PKP menentukan berapa pajak yang harus kamu bayar. Hitung cermat biar nggak keliru!

5. Terapkan Tarif Pajak dan Hitung PPh

Setelah tahu PKP, tinggal kalikan sama tarif pajak sesuai UU PPh Pasal 17: 5% buat PKP sampai Rp50 juta, 15% buat Rp50-250 juta, 25% buat Rp250-500 juta, dan 30% buat di atas Rp500 juta.

Jangan lupa lapor SPT sebelum 31 Maret biar nggak kena denda Rp100 ribu. Pakai e-Filing di situs DJP biar praktis!

          Baca Juga : Bayar Pajak Online Aplikasi SIGNAL

Contoh Perhitungan Pajak Penghasilan

Biar makin jelas, ini contoh cara menghitung pajak penghasilan buat 3 kasus berbeda:

1. Penghasilan di Bawah Rp60 Juta

Si Rudi, pegawai di Bandung, belum nikah, gaji Rp4,5 juta per bulan (bruto Rp54 juta setahun). Dia bayar iuran BPJS Rp20 ribu per bulan. Hitungannya gini:

Biaya jabatan: 5% x Rp54 juta = Rp2,7 juta. Iuran BPJS: Rp20 ribu x 12 = Rp240 ribu. Penghasilan bersih: Rp54 juta - Rp2,7 juta - Rp240 ribu = Rp51,06 juta. PTKP: Rp54 juta. PKP: Rp51,06 juta - Rp54 juta = Rp0 (nggak kena pajak).

Rudi nggak bayar PPh karena penghasilannya di bawah PTKP. Asyik, kan?

2. Penghasilan di Atas Rp60 Juta

Si Aisyah, karyawan di Medan, nikah, 2 anak, gaji Rp9 juta per bulan (bruto Rp108 juta setahun), iuran pensiun Rp150 ribu per bulan. Hitungannya:

Biaya jabatan: 5% x Rp108 juta = Rp5,4 juta. Iuran pensiun: Rp150 ribu x 12 = Rp1,8 juta. Penghasilan bersih: Rp108 juta - Rp5,4 juta - Rp1,8 juta = Rp100,8 juta. PTKP: Rp54 juta + Rp4,5 juta + (2 x Rp4,5 juta) = Rp67,5 juta. PKP: Rp100,8 juta - Rp67,5 juta = Rp33,3 juta. PPh: 5% x Rp33,3 juta = Rp1,665 juta setahun.

Aisyah bayar PPh Rp138,75 ribu per bulan. Masih terjangkau, kan?

3. Pekerja Lepas

Si Andi, freelancer di Bali, dapet Rp300 ribu per hari, kerja 20 hari sebulan (bruto Rp6 juta per bulan, Rp72 juta setahun). Hitungannya:

PTKP bulanan: (Rp54 juta ÷ 360) x 20 hari = Rp3 juta. PKP: Rp6 juta - Rp3 juta = Rp3 juta. PPh: 5% x Rp3 juta = Rp150 ribu per bulan. Setahun: Rp150 ribu x 12 = Rp1,8 juta.

Andi bayar PPh Rp150 ribu per bulan, sisanya bisa ditabung!

Kesalahan Umum Saat Menghitung PPh

Biar nggak salah, hindari 4 kesalahan ini: Pertama, lupa masukin biaya jabatan 5%. Kedua, salah pilih tarif pajak, misalnya pake 10% padahal 5%. Ketiga, keliru isi status PTKP, kayak lupa masukin tanggungan. Keempat, pake Tarif Efektif Rata-rata (TER) buat hitung setahun, padahal TER cuma buat bulan 1-11.

Contoh, si Toni salah isi PTKP, akhirnya kena pajak lebih besar. Setelah benerin data, PPh-nya turun Rp500 ribu setahun. Jadi, cek ulang data sebelum lapor SPT!

Info lebih lanjut soal PPh, cek situs resmi Direktorat Jenderal Pajak. Lapor SPT juga bisa lewat e-Filing di sana, praktis banget!

          Baca Juga : Denda Telat Bayar Pajak