Cara Menghitung Harga Perolehan

Pelajari cara menghitung harga perolehan dengan 3 langkah mudah untuk maksimalkan keuntungan bisnis. Dapatkan contoh praktis dan tips jitu!

Harga perolehan adalah total biaya yang kamu keluarkan buat dapetin barang atau jasa, mulai dari harga beli sampai biaya tambahan seperti pajak atau ongkir. Dengan ngerti cara menghitungnya, kamu bisa bikin keputusan bisnis yang lebih cerdas, seperti nentuin harga jual atau ngurangin biaya yang nggak perlu. Baik kamu punya toko kecil, bisnis online, atau usaha besar, panduan ini bakal bikin hidupmu lebih mudah. Siap jadi pebisnis jagoan? Ayo, simak langkah-langkahnya!

Menghitung Harga Perolehan

Langkah pertama dalam cara menghitung harga perolehan adalah kumpulin semua biaya yang ada hubungannya sama transaksi. Bayangin, ini kayak nyusun daftar belanjaan biar nggak ada yang kelewat. Biaya ini bisa macem-macem, mulai dari harga pembelian barang, pajak, ongkos kirim, biaya asuransi, sampai biaya kecil lain seperti kemasan atau bongkar muat.

Misalnya, kalau kamu beli 100 kaos buat toko fashionmu, biaya nggak cuma harga kaosnya aja. Catat juga ongkir dari supplier, pajak impor kalau beli dari luar negeri, atau biaya penyimpanan di gudang. Semua biaya ini penting banget buat dihitung, karena kalau kelewat satu aja, perhitunganmu bisa meleset dan keuntungan jadi lebih kecil.

Pro tip: buat daftar biaya di buku catatan atau aplikasi spreadsheet seperti Excel biar lebih rapi. Kalau bisnisnya besar, pakai software akuntansi sederhana untuk lacak semua pengeluaran. Dengan ngumpulin semua biaya ini, kamu punya gambaran jelas berapa total duit yang udah keluar.

Baca Juga : Rumus Excel untuk Admin Produksi

Jumlahkan Semua Biaya Jadi Satu

Setelah semua biaya terkumpul, saatnya dijumlahin jadi satu angka besar, alias total biaya perolehan. Ini kayak ngitung total belanjaan di kasir: semua item harus masuk ke dalam hitungan. Total biaya ini nunjukin berapa banyak duit yang kamu keluarkan buat dapetin barang atau jasa dalam satu transaksi.

Contohnya, bayangin kamu punya toko kue dan beli bahan baku seperti tepung, gula, dan telur. Misalnya, tepung harganya Rp200.000, gula Rp50.000, telur Rp100.000, ditambah ongkir Rp20.000 dan pajak Rp10.000. Totalnya? Rp200.000 + Rp50.000 + Rp100.000 + Rp20.000 + Rp10.000 = Rp380.000. Nah, ini adalah total biaya perolehanmu!

Buat mempermudah, kamu bisa pakai kalkulator atau aplikasi akuntansi biar nggak salah hitung. Kalau ada banyak transaksi, catat tiap biaya di tabel supaya gampang dilupain. Total biaya ini adalah fondasi buat langkah berikutnya, jadi pastikan angkanya akurat!

Bagi Total Biaya dengan Jumlah Unit

Langkah terakhir adalah bagi total biaya perolehan dengan jumlah unit barang atau jasa yang kamu dapetin. Ini bakal kasih tahu berapa harga perolehan per unit, alias biaya rata-rata untuk tiap barang. Angka ini super penting buat nentuin harga jual biar bisnis tetap untung.

Misalnya, dari contoh toko kue tadi, kalau Rp380.000 itu buat bikin 100 kue, tinggal bagi: Rp380.000 ÷ 100 = Rp3.800 per kue. Nah, Rp3.800 ini adalah harga perolehan per unit. Dengan tahu angka ini, kamu bisa nentuin harga jual, misalnya Rp5.000 per kue, biar dapet untung Rp1.200 per kue.

Kalau jumlah unitnya beda-beda tiap transaksi, pastikan hitung ulang biaya per unit setiap kali. Ini bantu kamu ngeliat apakah biaya produksi naik atau turun, jadi bisa atur strategi bisnis. Gampang, kan? Dengan langkah ini, kamu punya angka pasti untuk bikin keputusan cerdas!

Contoh Praktis Perhitungan Harga Perolehan

Biar makin jelas, yuk lihat contoh lain. Misalnya, kamu punya bisnis kopi dan beli 50 kg biji kopi dengan total biaya: harga biji kopi Rp2.000.000, ongkir Rp100.000, pajak Rp50.000, dan biaya kemasan Rp50.000. Total biaya perolehan = Rp2.000.000 + Rp100.000 + Rp50.000 + Rp50.000 = Rp2.200.000. Kalau dibagi 50 kg, harga perolehan per kg = Rp2.200.000 ÷ 50 = Rp44.000.

Bulan berikutnya, kamu beli 25 kg biji kopi dengan biaya: biji kopi Rp1.000.000, ongkir Rp80.000, pajak Rp30.000, dan kemasan Rp40.000. Totalnya = Rp1.150.000. Harga perolehan per kg = Rp1.150.000 ÷ 25 = Rp46.000. Dari sini, kamu tahu biaya per kg naik, jadi mungkin perlu cari supplier yang lebih murah atau naikkan harga jual.

Contoh ini nunjukin betapa pentingnya hitung harga perolehan tiap transaksi. Kalau biaya per unit berubah, kamu bisa cepet atur strategi biar bisnis tetap untung. Simpel tapi powerful!

Komponen Biaya Contoh Keterangan
Harga Pembelian Rp2.000.000 (50 kg biji kopi) Biaya utama untuk barang/jasa
Ongkos Kirim Rp100.000 Biaya pengiriman dari supplier
Pajak Rp50.000 Pajak terkait transaksi
Biaya Kemasan Rp50.000 Biaya tambahan untuk pengemasan

Baca Juga : Harga Properti di Indonesia

Dhea Safitri Saya Dhea Safitri lahir di Surakarta, 24 November 1998. Pendidikan terakhir saya SMK jurusan tata busana. Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki 1 anak berusia 2 tahun.