Perbedaan Signifikan dan Signifikansi

Perbedaan signifikan dan signifikansi yang wajib kamu tahu! Simak 5 poin seru tentang makna, penggunaan, dan peran keduanya dalam statistik dan kehidupan sehari-hari.

Bayangin, “signifikan” itu kayak bilang sesuatu itu penting banget, kayak kenaikan harga sembako yang bikin dompet menjerit. Sementara “signifikansi” lebih ke urusan ilmiah, kayak ngukur seberapa bener hasil penelitian. Keren, kan, dua kata ini bisa bikin kita ngerti dunia dari sudut beda? Yuk, kita kulik apa aja perbedaan signifikan dan signifikansi!

Signifikan dan Signifikansi

Sebelum kita nyemplung ke perbedaan signifikan dan signifikansi, mending kenalan dulu sama kedua istilah ini. Kata “signifikan” berasal dari bahasa Inggris “significant”, yang artinya sesuatu yang penting atau punya dampak besar. Misalnya, kalau kamu dengar berita tentang kenaikan harga beras yang signifikan, artinya kenaikannya bener-bener ngaruh ke hidup orang banyak.

Signifikansi, di sisi lain, lebih sering dipake di dunia ilmiah, terutama statistik. Signifikansi ngomongin seberapa “nyata” atau “bener” hasil penelitian. Bayangin, kalau kamu lagi neliti apakah minum kopi bikin orang lebih fokus, signifikansi nunjukin seberapa yakin hasil itu bukan cuma kebetulan.

Contoh gampangnya, kalau nilai ujianmu naik drastis, itu bisa disebut peningkatan signifikan. Tapi kalau kamu neliti data nilai siswa di kelas, signifikansi bakal ngasih tahu apakah peningkatan itu bener-bener karena belajar lebih giat atau cuma keberuntungan. Keren, kan, dua istilah ini punya “dunia” sendiri?

Signifikan biasanya dipake di percakapan sehari-hari atau berita, soalnya artinya luas dan gampang dimengerti. Signifikansi lebih spesifik, sering muncul di jurnal penelitian atau laporan ilmiah. Misalnya, di berita, kamu mungkin denger, “Penurunan polusi udara tahun ini signifikan.” Tapi di penelitian, ilmuwan bilang, “Hasil ini punya signifikansi statistik tinggi.”

Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-Hari vs Penelitian

Salah satu perbedaan signifikan dan signifikansi yang paling kelihatan adalah kapan dan di mana mereka dipake. Signifikan itu istilah yang lebih umum, sering muncul di obrolan sehari-hari, berita, atau bahkan iklan. Kalau ada yang bilang, “Penjualan online naik signifikan selama pandemi,” artinya kenaikannya besar dan bikin orang ngeh.

Signifikansi, sebaliknya, lebih “eksklusif” di dunia penelitian, terutama statistik. Istilah ini dipake buat ngomongin seberapa bener atau penting hasil penelitian. Misalnya, kalau kamu neliti pengaruh olahraga ke kesehatan jantung, signifikansi nunjukin apakah hasilnya bener-bener bisa dipercaya atau cuma kebetulan.

Contoh di kehidupan nyata, bayangin kamu denger di TV, “Penggunaan plastik sekali pakai turun signifikan di kota ini.” Itu artinya penurunannya besar dan nyata, gampang dimengerti semua orang. Tapi kalau di jurnal ilmiah, peneliti mungkin bilang, “Penurunan ini punya signifikansi statistik pada level 5%,” yang artinya hasilnya 95% nggak kebetulan.

Signifikan cocok buat ngomongin dampak yang kelihatan mata, kayak kenaikan harga bensin yang bikin dompet menjerit. Signifikansi lebih ke ngukur “kebenaran” data, jadi jarang dipake di obrolan biasa. Misalnya, kalau temenmu bilang, “Nilai ulangan gue naik signifikan!” dia nggak bakal bilang “signifikansi” soalnya itu terlalu teknis.

Kerennya, signifikan bikin kita gampang ngomongin hal-hal penting di hidup. Signifikansi bantu peneliti yakin kalau temuannya beneran berguna. Dua-duanya kayak alat yang bikin kita lebih ngerti dunia, tapi pakenya di tempat yang beda!

Signifikansi dalam Statistik

Ngomongin signifikansi, istilah ini jadi bintang di dunia statistik. Signifikansi di sini ngomongin seberapa besar kemungkinan hasil penelitian itu beneran nyata, bukan cuma kebetulan. Bayangin, kalau kamu neliti apakah teh hijau bikin orang lebih rileks, signifikansi bantu kamu yakin hasilnya bukan asal-asalan.

Dalam statistik, signifikansi diukur pake level signifikansi, yang biasanya disimbolkan dengan huruf α (alfa). Level ini ditulis dalam persen, kayak 5% atau 1%, dan nunjukin seberapa besar risiko kesalahan dalam penelitian. Misalnya, kalau level signifikansi 5%, artinya ada 95% kemungkinan hasil itu bener.

Contohnya, bayangin kamu neliti apakah siswa yang belajar 2 jam sehari punya nilai lebih tinggi. Kalau hasilnya menunjukkan signifikansi 5%, artinya 95% yakin bahwa belajar 2 jam beneran ngaruh ke nilai. Keren, kan, statistik bisa bikin kita yakin sama data?

Signifikan, di sisi lain, nggak masuk ke detail teknis kayak gini. Kalau kamu bilang, “Belajar 2 jam bikin nilai naik signifikan,” itu cuma ngomongin dampak yang kelihatan, nggak perlu ngitung persentase. Signifikansi butuh alat statistik kayak uji t-test atau ANOVA buat ngukur kebenarannya.!

Kenapa Penting Paham Perbedaan Ini?

Paham perbedaan signifikan dan signifikansi itu kayak punya kacamata buat lihat dunia lebih jelas. Signifikan bantu kita ngomongin hal-hal penting dengan bahasa yang gampang dimengerti. Misalnya, kalau kamu bilang, “Penurunan harga tiket pesawat signifikan,” temenmu langsung paham artinya.

Signifikansi, meski lebih rumit, bikin kita bisa percaya sama hasil penelitian. Bayangin, kalau dokter bilang obat baru punya signifikansi statistik dalam nyembuhin flu, kamu bakal lebih yakin minum obat itu. Ini bikin penelitian lebih berguna buat kehidupan.