Apakah Hukum Perempuan Memakai Sorban?

Apakah hukum perempuan memakai sorban? Temukan 5 fakta penting berdasarkan ajaran Islam, dalil, dan makna budaya sorban dalam artikel ini!

Pernah nggak sih kamu bingung lihat seseorang pake sorban dan mikir, “Apakah hukum perempuan memakai sorban itu boleh?” Sorban, yang sering dipake lelaki seperti ustaz atau orang Arab, adalah kain penutup kepala yang punya makna mendalam dalam budaya dan agama. Tapi, apa sih aturan Islam soal perempuan yang pengen pake sorban?

Artikel ini bakal bantu kamu ngerti hukum perempuan memakai sorban dengan bahasa yang gampang dicerna, lengkap sama dalil, pandangan ulama, dan fakta seru. Kita juga bakal bahas makna budaya sorban biar kamu makin paham. Yuk, simak biar nggak salah langkah!

Apa Itu Sorban dan Sejarahnya dalam Budaya Islam

Sorban, atau yang dikenal juga sebagai keffiyeh, adalah kain panjang yang dililit di kepala buat nutup sebagian atau seluruh kepala. Menurut buku *Sejarah dan Budaya Islam di Timur Tengah* karya Dr. Ahmad Zaki, sorban melambangkan *muru’ah*, yaitu kehormatan dan keagungan buat yang memakainya, terutama di kalangan Arab.

Pada masa Rasulullah SAW, sorban disebut *qolansuwa* atau *imamah* dan dipake buat lindungin kepala dari panas matahari dan debu di padang pasir. Di zaman itu, sorban juga jadi tanda status sosial, kayak mahkota buat orang terhormat. Bahkan, banyak ulama bilang sorban bikin pemakainya kelihatan lebih berwibawa.

Contohnya, aku pernah lihat kakekku pake sorban putih pas jadi imam shalat di masjid kampung, dan semua orang kagum sama penampilannya. Sorban biasanya terbuat dari kain persegi dengan motif kotak-kotak, kayak hitam-putih atau merah-putih, yang jadi ciri khas budaya Arab. Nah, apa kaitannya sama perempuan?

Apakah Hukum Perempuan Memakai Sorban? Aturan Syariat

Jadi, apakah hukum perempuan memakai sorban? Menurut buku *Fiqih Perempuan* karya Dr. H. Muhammad Syukri, kalau sorban dipake perempuan sebagai kerudung buat nutup aurat, hukumnya diperbolehkan alias mubah. Ini karena tujuannya sesuai syariat, dan nggak ada unsur menyerupai lelaki (*tasyabbuh*).

Tapi, kalau perempuan memakai sorban dengan cara dililit dan diikat kayak gaya lelaki, hukumnya haram. Kenapa? Islam melarang keras *tasyabbuh*, alias menyerupai lawan jenis, seperti yang disebut dalam hadis Rasulullah SAW, “Allah melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai perempuan.” (HR. Bukhari). Ini soal menjaga fitrah yang udah ditetapkan Allah SWT.

Misalnya, kalau seorang perempuan pake sorban dengan gaya ustaz, ini dianggap melanggar syariat. Tapi, kalau cuma dipake sebagai kain penutup kepala biasa dengan gaya feminin, nggak ada masalah. Jadi, cara pakai dan niatnya jadi penentu banget!

Pandangan Ulama tentang Tasyabbuh dan Sorban

Ulama punya pandangan jelas soal *tasyabbuh* dalam konteks sorban. Menurut *Bughyah Al Mustarsyidiin*, *tasyabbuh* yang haram terjadi kalau seseorang sengaja pake pakaian khusus lawan jenis di tempat tinggalnya. Misalnya, kalau di daerahmu sorban cuma dipake lelaki, perempuan yang pake gaya sama bisa dianggap salah.

Imam Romli dalam *An Nihaayah* bilang, batasan *tasyabbuh* adalah pakai barang atau pakaian yang jelas-jelas dikhususkan buat jenis kelamin lain. Jadi, kalau perempuan pake kain mirip sorban tapi dililit longgar kayak jilbab, ini nggak masalah. Contohnya, di acara pengajian, aku pernah lihat ibu-ibu pake kain panjang buat nutup kepala dengan gaya santai, dan ulama bilang itu oke.

Untungnya, Islam fleksibel banget. Kalau niatnya cuma nutup aurat dan nggak niru gaya lelaki, perempuan tetap bisa tampil sopan tanpa khawatir melanggar aturan. Komunikasi sama ulama lokal juga bisa bantu pastiin keputusan yang tepat!

Makna Sorban dalam Sunnah dan Budaya

Sorban nggak cuma soal pakaian, tapi juga bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Menurut *IslamQA*, memakai sorban termasuk sunnah *jibiliyah*, yaitu kebiasaan Nabi sebagai manusia, dan derajatnya lebih tinggi dibanding kopiah. Imam Malik RA bilang sorban cocok buat orang alim dan sebaiknya nutup rambut sepenuhnya.

Di budaya Arab, sorban juga jadi simbol identitas. Menurut *Al Jazeera*, sorban melindungi dari cuaca ekstrem dan menunjukkan status sosial seseorang. Banyak ulama pake sorban pas ngajar atau khutbah biar sesuai jejak Rasulullah SAW, yang sering pake sorban putih.

Contohnya, temenku yang jadi santri bilang gurunya selalu pake sorban hijau pas mengaji, dan itu bikin suasana lebih khusyuk. Buat lelaki, sorban adalah cara nyambung sama tradisi Nabi, tapi perempuan bisa pake penutup kepala lain yang sesuai syariat.

Tips Memilih Penutup Kepala yang Sesuai Syariat

Biar nggak salah pilih penutup kepala, ada tips seru buat perempuan. Pertama, pastiin kainnya nutup aurat dengan baik, termasuk rambut, leher, dan dada. Menurut *Fiqih Wanita*, penutup kepala perempuan harus longgar biar nggak memperlihatkan bentuk tubuh.

Kedua, pilih gaya yang beda dari lelaki. Misalnya, kalau pake kain panjang mirip sorban, lilit dengan cara feminin, kayak jilbab biasa. Ketiga, niatkan buat ibadah, bukan cuma buat gaya. Contohnya, sepupuku pake kain panjang buat nutup kepala pas shalat, tapi dililit santai biar nggak mirip sorban lelaki.

Terakhir, kalau bingung, tanya ke ustaz atau ulama terdekat. Mereka bisa kasih saran biar penutup kepala kamu sesuai syariat dan bikin hati tenang. Dengan tips ini, perempuan bisa tetap elegan tanpa was-was!

Dhea Safitri Saya Dhea Safitri lahir di Surakarta, 24 November 1998. Pendidikan terakhir saya SMK jurusan tata busana. Saya seorang ibu rumah tangga yang memiliki 1 anak berusia 2 tahun.