Ada Lho Benjolan di Belakang Telinga Bayi yang Perlu Diwaspadai

Pelajari tentang jenis-jenis benjolan di belakang telinga bayi yang perlu diwaspadai.
Ada Lho Benjolan di Belakang Telinga Bayi yang Perlu Diwaspadai
Benjolan di Belakang Telinga Bayi

Benjolan di belakang telinga bayi seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari infeksi, pembengkakan kelenjar limfa (getah bening), hingga kondisi yang lebih serius seperti kanker. Meski sebagian besar benjolan ini tidak berbahaya dan dapat sembuh tanpa perawatan khusus, beberapa kondisi justru bisa membahayakan jika terlambat ditangani. Mari kita bahas jenis-jenis benjolan di belakang telinga bayi yang perlu diwaspadai.

Penyebab Benjolan di Belakang Telinga Bayi 

Benjolan di belakang telinga bayi bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Umumnya, benjolan ini tidak berkaitan dengan penyakit yang membahayakan. Namun, ada beberapa kondisi yang membutuhkan perhatian khusus. Berikut adalah beberapa penyebab umum benjolan di belakang telinga bayi:

1. Benjolan pada Kulit

Benjolan pada kulit di belakang telinga bayi bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti kista epidermoid, lipoma, atau abses kulit. Kista epidermoid adalah benjolan kecil yang berisi keratin dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Lipoma adalah benjolan lemak yang lembut dan bisa bergerak di bawah kulit. Abses kulit adalah benjolan yang berisi nanah akibat infeksi bakteri.

Kondisi-kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan perawatan medis sederhana. Namun, jika benjolan semakin besar atau menyebabkan rasa sakit, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

2. Benjolan karena Infeksi

Infeksi adalah penyebab umum benjolan di belakang telinga bayi. Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan di area tersebut. Beberapa infeksi yang sering menyebabkan benjolan di belakang telinga meliputi infeksi telinga tengah, infeksi kulit, dan infeksi kelenjar ludah.

Infeksi telinga tengah (otitis media) sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Gejalanya meliputi demam, nyeri telinga, dan keluarnya cairan dari telinga. Jika bayi Anda menunjukkan gejala-gejala ini, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

3. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati adalah penyebab umum lainnya dari benjolan di belakang telinga bayi. Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang membantu melawan infeksi. Ketika tubuh melawan infeksi, kelenjar getah bening bisa membengkak dan terasa seperti benjolan.

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi akibat infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga, atau infeksi tenggorokan. Benjolan ini umumnya tidak berbahaya dan akan mengecil dengan sendirinya setelah infeksi sembuh.

4. Mastoiditis

Mastoiditis adalah infeksi pada tulang mastoid yang terletak di belakang telinga. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran telinga tengah yang tidak diobati. Mastoiditis bisa menyebabkan pembengkakan dan benjolan di belakang telinga bayi.

Gejala mastoiditis meliputi keluarnya cairan atau nanah dari dalam telinga, demam atau menggigil, bengkak di belakang telinga, kemerahan, bau busuk dari telinga, telinga tampak mencuat atau terdorong ke depan, dan masalah pendengaran atau telinga berdenging. Jika bayi Anda menunjukkan gejala-gejala ini, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Kapan Harus Menemui Dokter?

Sebagian besar benjolan di belakang telinga bayi tidak memerlukan perawatan medis khusus dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa kondisi yang membutuhkan perhatian medis segera. Anda harus segera menemui dokter jika benjolan di belakang telinga bayi disertai dengan gejala-gejala berikut:

- Benjolan semakin besar atau terasa sangat sakit

- Bayi mengalami demam tinggi

- Keluarnya cairan atau nanah dari telinga

- Bengkak dan kemerahan di sekitar benjolan

- Masalah pendengaran atau telinga berdenging

- Benjolan tidak mengecil setelah beberapa minggu

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin melakukan tes tambahan seperti ultrasonografi atau biopsi untuk mengetahui penyebab benjolan. Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan lebih lanjut.