Perbedaan Kepiting dan Rajungan
Buat pecinta makanan laut, tahu perbedaan ini penting banget. Soalnya, nggak cuma soal rasa, tapi juga soal cara masak dan harga di dompet. Dari pengalaman temen-temen yang suka kulineran, salah pilih bisa bikin pengalaman makan kurang maksimal. Makanya, kita bakal jelasin dengan cara yang asyik dan gampang dipahami, biar kamu nggak salah pilih lagi pas pesen seafood!
Kepiting dan Rajungan
Kalau kamu perhatiin, kepiting dan rajungan punya “tampang” yang beda, meski sama-sama dari keluarga krustasea alias hewan bercangkang keras. Kepiting punya cangkang yang lebih bulat dan tebal, kayak tank mini yang siap tempur. Capitnya juga gendut dan kuat, cocok buat nyanyi “jepit-jepit” kalau lagi diganggu. Nah, rajungan? Cangkangnya lebih ramping dan pipih, kayak model langsing di dunia seafood. Capitnya juga lebih panjang dan tipis, bikin dia kelihatan lebih elegan.
Warna juga jadi penutup rahasia. Kepiting biasanya punya warna hijau kecokelatan, agak gelap dan “serius”. Rajungan, di sisi lain, lebih ceria dengan warna kehijauan atau kebiruan plus bercak putih yang bikin dia kelihatan unik. Jadi, kalau kamu ke pasar ikan, coba deh perhatiin bentuk dan warnanya. Misalnya, pas aku ke pasar di Pantai Losari, Makassar, penjual langsung nunjukin rajungan yang kebiruan, beda sama kepiting yang lebih “kalem” warnanya.
Perbedaan Kepiting dan Rajungan
Selain dari “tampang”, perbedaan kepiting dan rajungan juga ada di tekstur dan rasa dagingnya. Kepiting punya daging yang lebih lembut dan manis, kayak lagi nyanyi di lidah. Ini karena kadar lemak di daging kepiting lebih tinggi, bikin teksturnya lumer di mulut. Bayangin, pas makan kepiting saus lada hitam, rasanya tuh gurih manis yang bikin pengen nambah!
Rajungan, di sisi lain, punya daging yang lebih kenyal dan sedikit lebih “tahan gigit”. Rasanya juga gurih, tapi nggak semanis kepiting. Contohnya, waktu aku coba rajungan bakar di warung seafood di Jimbaran, Bali, teksturnya lebih padat, cocok banget buat yang suka rasa gurih tapi nggak terlalu berlemak. Jadi, kalau kamu suka daging yang lembut dan manis, kepiting adalah jawaranya. Tapi, kalau kamu suka yang lebih ringan, rajungan bisa jadi pilihan.
Perbedaan ini juga ngaruh ke cara masak. Kepiting enak banget dibikin saus tiram atau rebus biar manisnya keluar. Rajungan? Coba deh goreng tepung atau bikin asam manis, teksturnya bakal bikin nagih. Jadi, sebelum masak, pikirin dulu maunya yang manis lumer atau kenyal gurih!
Buat yang baru belajar masak seafood, jangan takut salah. Coba mulai dengan resep sederhana, kayak kepiting rebus dengan saus jahe atau rajungan goreng bawang putih. Dengan latihan, kamu bakal jago pilih mana yang cocok buat menu andalanmu!
Kandungan Gizi: Siapa yang Lebih Sehat?
Pecinta seafood pasti pengen tahu, mana sih yang lebih sehat antara kepiting dan rajungan? Kabar baiknya, keduanya sama-sama kaya gizi! Baik kepiting maupun rajungan punya protein tinggi, plus vitamin B, vitamin E, mangan, fosfor, yodium, dan zinc. Ini semua bikin tubuhmu tetap fit, dari jaga tulang sampe bikin kulit glowing.
Tapi, ada sedikit perbedaan. Kepiting punya kandungan protein dan lemak lebih tinggi dibandingkan rajungan. Makanya, daging kepiting terasa lebih “berisi” dan kaya rasa. Rajungan, dengan protein dan lemak yang lebih rendah, cocok buat kamu yang lagi jaga kalori. Misalnya, kalau kamu lagi diet rendah lemak, rajungan bisa jadi pilihan yang lebih ringan tapi tetep lezat.
Contohnya, temenku yang dokter gizi bilang, kepiting bagus buat yang butuh energi ekstra, kayak atlet atau orang yang lagi pemulihan. Tapi, rajungan lebih pas buat yang pengen makan seafood tanpa takut nambah berat badan. Jadi, tergantung kebutuhanmu, keduanya punya kelebihan masing-masing!
Oh ya, jangan lupa, cara masak juga ngaruh ke gizi. Kalau digoreng dengan minyak banyak, gizi bisa berkurang. Coba deh masak dengan cara kukus atau bakar biar nutrisinya tetap terjaga. Dengan begitu, kamu bisa nikmatin seafood sekaligus jaga kesehatan!
Habitat
Salah satu cara seru buat bedain kepiting dan rajungan adalah lihat di mana mereka “nongkrong”. Rajungan itu anak laut sejati. Mereka cuma bisa hidup di air asin, kayak di laut atau muara. Makanya, rajungan sering ditemuin di perairan lepas, seperti di sekitar Kepulauan Riau atau Laut Jawa. Kalau kamu ke pantai, rajungan biasanya ditangkap nelayan dengan jaring khusus.
Kepiting? Mereka lebih fleksibel! Kepiting bisa hidup di laut, tapi juga jago bertahan di darat, kayak di rawa-rawa atau hutan bakau. Contohnya, kepiting bakau yang sering ditemuin di daerah pesisir Kalimantan atau Sumatra. Mereka suka sembunyi di lumpur atau akar-akar pohon bakau, bikin mereka lebih gampang ditangkap dibandingkan rajungan.
Perbedaan habitat ini juga ngaruh ke ketersediaan. Rajungan biasanya lebih susah didapetin karena cuma ada di laut, makanya harganya bisa lebih mahal. Kepiting, karena bisa hidup di darat, lebih gampang ditemuin di pasar. Jadi, kalau kamu ke pasar ikan dan lihat kepiting yang lebih murah, kemungkinan itu kepiting bakau, bukan rajungan.
Buat yang suka petualangan, coba deh ikut nelayan di daerah pesisir buat lihat langsung bedanya. Aku pernah ikut temen ke pantai di Cirebon, dan nelayan di sana cerita seru soal ngejar rajungan di laut lepas. Pengalaman itu bikin aku makin ngeh sama perbedaan keduanya!
Jenis Kepiting dan Rajungan
Buat pecinta seafood, tahu jenis kepiting dan rajungan yang enak itu wajib hukumnya! Pertama, ada kepiting kenari. Kepiting ini terkenal di Papua karena ukurannya yang super besar dan dagingnya yang tebal. Rasanya? Manis banget, cocok dibikin saus padang atau bakar. Kedua, ada kepiting lumpur. Ini favorit di restoran seafood karena dagingnya lembut dan gampang diolah, apalagi kalau dimasak dengan saus telur asin.
Untuk rajungan, coba deh rajungan bunga. Ini jenis rajungan yang punya bercak cantik di cangkangnya, dan dagingnya kenyal banget. Di restoran-restoran di Surabaya, rajungan bunga sering disajikan dengan saus asam manis yang bikin ngiler. Ada juga rajungan soka, yang cangkangnya lunak jadi bisa dimakan langsung. Enak banget digoreng krispi!